Masalah Campuran

INFO:

Ini merupakan bagian dari buku Pastor JOSEPH PRINCE yang berjudul DESTINED TO REIGN. Dibuat menjadi Weblog Page untuk memudahkan menggunakannya untuk menjadi berkat. Amin !

KE DAFTAR ISI DESTINED TO REIGN


Masalah Campuran

Doktrin yang Salah Lebih Buruk dari Perilaku yang Salah

Kasih Karunia Tuhan adalah Penyelesaian bagi Perilaku Keliru

Mengizinkan Pencampuran Menyimpangkan Injil Kristus

Anda Tidak Dapat Mengimbangi Kasih Karunia dengan Hukum Taurat

Jadilah Panas atau Dingin, Jangan Suam-suam Kuku

Dapatkah Anda Menyelamatkan Diri Anda Sendiri?

Di Luar Kasih Karunia

Perjalanan Saya ke Arah Pemahaman Kasih Karunia

Inilah Saatnya untuk Meninggalkan Babilonia


Masalah Campuran

Tahukah Anda mengapa banyak orang Kristen pada masa kini memiliki perspektif yang membingungkan tentang Tuhan? Apakah yang menyebabkan orang-orang percaya mengira bahwa Tuhan kadang-kadang marah kepada mereka tetapi kadang-kadang senang kepada mereka? Mengapa beberapa orang percaya mengira bahwa Bapa surgawi mereka akan benar-benar menghukum mereka dengan penyakit dan wabah jika tidak mungkin bagi mereka untuk menghukum anak-anak mereka dengan disiplin yang tidak masuk akal seperti itu? Penjelasan apakah yang dapat diberikan pada skizofrenia yang tampaknya ada dalam tubuh Kristus pada masa kini? Saya memberitahukan Anda bahwa kebingungan ini berasal dari apa yang disebut "Galatianisme".

Galatianisme pada dasarnya adalah perjanjian campuran. Itu adalah pencampuran ajaran-ajaran tentang Tuhan yang berisi sedikit tentang hukum Taurat dan sedikit tentang kasih karunia. Gereja di Galatia sedang bergumul dengan ini, dan dari nada keras Rasul Paulus kepada orang-orang Galatia, jelas bahwa Paulus menganggap masalah ini sangat serius.

Anda tidak akan pernah menemukan Paulus sedang mengatakan kepada gereja di Korintus, "Hai, orang-orang Korintus yang bodoh!" Tetapi, kita tahu bahwa gereja di Korintus saat itu sedang kacau. Orang-orang di sana terlibat dalam berbagai macam dosa secara terbuka. Mereka bertengkar, saling iri dan dengki, dan beberapa dari mereka bahkan pergi ke kuil-kuil berhala. Ada orang-orang percaya yang saling menuntut di pengadilan. Orang juga sedang menyalahgunakan karunia-karunia Roh Kudus. Secara keseluruhan, ada berbagai macam kegiatan immoral yang sedang terjadi dalam gereja Korintus. Ada kekacauan yang benar-benar hebat! Namun, tidak sekali pun Paulus menyebut mereka "orang-orang Korintus yang bodoh", atau dalam dalam bahasa pergaulan modern kita, "Orang-orang Korintus yang TOLOL!" Periksalah Alkitab Anda. Anda tidak akan pernah menemukan bahkan satu kesempatan pun.

Sebaliknya, Paulus meneguhkan orang-orang Korintus dan memberitahukan mereka, "Tuhan, yang memanggil kamu kepada persekutuan dengan Anak-Nya Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah setia."(
1 Korintus 1:9) Ia berbicara secara positif kepada mereka, dengan meyakinkan mereka bahwa mereka "tak kekurangan satu karunia pun" dan bahwa "mereka akan diteguhkan sampai kesudahannya", dan bahwa "tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus".(1 Korintus 1:7-8) Bukankah itu luar biasa?

Doktrin yang Salah Lebih Buruk dari Perilaku yang Salah

Sekarang, perhatikanlah perbedaan yang sangat mencolok tentang perlakuan Paulus terhadap gereja di Korintus dan gereja di Galatia. Kepada gereja di Galatia, ia berkata, "Hai orang-orang Galatia yang bodoh, siapakah yang telah mempesona kamu...?"(Galatia 3:1) Lebih jauh lagi ia berkata, "Adakah kamu sebodoh itu?..."(Galatia 3:3) Paulus marah! Ia marah karena apa yang sedang terjadi di Galatia dan menyatakan secara jelas bahwa ia tidak senang dengan yang dilakukan orang-orang di Galatia itu. Sebagian besar orang akan mengira bahwa Paulus akan lebih marah kepada orang orang percaya di Korintus, tetapi ternyata tidak demikian. Reaksinya yang keras terhadap gereja di Galatia mengungkapkan apa yang merupakan prioritas Tuhan. Jelas bahwa di mata Tuhan mempercayai doktrin yang salah jauh lebih buruk dibanding memperlihatkan tingkah laku yang salah!

Jika Anda belum memahaminya, biarkanlah saya mengatakannya sekali lagi: Bagi Tuhan, ajaran yang salah jauh lebih buruk dibanding tingkah laku yang salah! Jika berbicara tentang tingkah laku yang salah di Korintus, Paulus bersikap tenang dan sabar terhadap orang-orang percaya itu. Ia mampu menangani tingkah laku mereka yang salah karena ia tahu bahwa kasih karunia Tuhan mampu menangani pelampiasan tingkah laku mereka yang salah. Itulah sebabnya, mengapa ia mampu untuk berbicara secara positif kepada mereka, bahkan memberitahukan mereka. "Aku senantiasa mengucap syukur kepada Tuhanku karena kamu atas kasih karunia Tuhan yang dianugerahkan-Nya kepada kamu dalam Kristus Yesus."(
1 Korintus 1:4 ) Namun jika berbicara tentang doktrin yang salah di Galatia, ia menegur orang-orang percaya itu karena mereka meniadakan kasih karunia Tuhan dengan mencampurkannya dengan hukum Taurat."

Dalam pasal pertama Kitab Galatia, Paulus berkata, "Aku heran...," atau dalam bahasa kita sehari-hari sekarang, "Aku ngeri...." Apa yang membuat Paulus merasa ngeri? Ia melanjutkan: "Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik daripada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu Injil yang lain, yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus."(
Galatia 1:6-7)

Paulus begitu marah karena orang-orang di Galatia berpaling dari "kasih karunia Kristus" dan "mengikuti suatu injil lain". Ia juga marah karena ada orang yang ingin "memutarbalikkan Injil Kristus". Paulus telah memberitakan Injil kasih karunia kepada orang-orang di Galatia itu, tetapi ia menemukan bahwa ada penganut-penganut Yudaisme yang memperkenalkan unsur-unsur hukum Taurat kepada mereka, dengan mencampuradukkan kasih karunia Tuhan dengan hukum Taurat. Jangan remehkan masalah ini. Ini adalah masalah yang sangat serius dan membuat Paulus marah. Karena Paulus penuh dengan Roh Kudus dan kemarahannya diilhami oleh Roh Kudus, akan bermanfaat bagi kita untuk benar-benar memahami mengapa pencampuradukan hukum Taurat dan kasih karunia membuatnya marah.

Kasih Karunia Tuhan adalah Penyelesaian bagi Perilaku Keliru

Bayangkanlah bahwa Anda memiliki setumpuk pakaian kotor dalam ruang keluarga Anda dan setiap hari, tumpukan itu semakin besar. Bau busuk itu semakin menyengat dan tidak dapat ditanggung lagi setiap hari. Apakah ini masalah besar? Yah, itu tergantung. Selama mesin cuci Anda berfungsi dengan baik, itu bukan masalah besar. Tidak peduli berapa pun banyaknya pakaian kotor Anda, selama mesin cuci Anda berfungsi dengan baik masih ada harapan. Tumpukan pakaian kotor menjadi masalah besar hanya jika Anda merusak atau membuang mesin cuci itu. Tanpa mesin cuci, tumpukan kain kotor memang menjadi masalah besar. Apakah yang akan Anda lakukan dengan semua pakaian kotor itu jika mesin cuci Anda tidak dapat berfungsi dengan baik? Masalah besar.

Anda lihat, tumpukan pakaian kotor itu adalah "perilaku salah" dan mesin cuci itu adalah "kasih karunia". Sekarang, jangan salah paham, kita tentu saja tidak ingin rumah-rumah kita berbau busuk. Namun, jika Anda memiliki tingkah laku yang salah, selama masih ada kasih karunia dalam gereja, kasih karunia akan mengajarkan dan memberikan kepada Anda kuasa untuk mengatasi perilaku Anda yang salah itu. Tetapi, jika tidak ada kasih karunia dalam gereja, atau jika kasih karunia dicampur adukkan dengan hukum Taurat dan ditiadakan, harapan apakah yang ada untuk mengatasi tingkah laku Anda yang salah itu?

Mengizinkan Pencampuran Menyimpangkan Injil Kristus

Itulah sebabnya mengapa Paulus harus bersikap keras terhadap jemaat di Galatia. Dengan mengizinkan kasih karunia dicampuradukkan dengan hukum Taurat, orang-orang di Galatia telah menyimpangkan Injil Kristus. Paulus telah memberitakan Injil kasih karunia kepada mereka, tetapi setelah ia pergi meninggalkan mereka, para penganut Yudaisme datang dan mendustai mereka dengan ajaran yang salah seperti, "Ya, memang baik Anda sudah diselamatkan oleh kasih karunia, tetapi tidak cukup bagi Anda untuk hanya memiliki Yesus. Anda juga harus mengetahui dan menaati hukum Taurat Musa untuk menyenangkan Tuhan." Pada dasarnya, mereka sedang mengatakan, "Kasih karunia memang baik, tetapi kasih karunia harus diimbangi dengan hukum Taurat." Jadi, mereka mengajarkan hal-hal seperti Sepuluh Perintah Tuhan dan memberitahukan mereka bahwa mereka harus disunat. Tanggapan Paulus adalah mengucapkan kutukan ganda terhadap orang-orang yang memberitakan injil sesat kepada jemaat Galatia! Ketegasannya terhadap orang-orang yang memberitakan campuran itu melambangkan hati Tuhan pada masa kini.

Anda Tidak Dapat Mengimbangi Kasih Karunia dengan Hukum Taurat

"Pendeta Prince, Anda percaya pada kasih karunia sedangkan saya percaya bahwa Anda harus menaati hukum Taurat untuk dibenarkan. Apakah benar-benar masalah jika saya mempercayai hal yang berbeda dari Anda?"

Baiklah, itu masalah yang cukup penting bagi Paulus untuk mengucapkan kutukan ganda. Banyak orang percaya tidak menganggap bahwa campuran kasih karunia dengan hukum Taurat bukan masalah serius. Namun, tanggapan kita pada pencampuran hukum Taurat dan kasih karunia seharusnya sesuai dengan tanggapan Paulus—la ngeri melihat jemaat di Galatia sedang mencampuradukkan kasih karunia dengan hukum Taurat.

Di banyak tempat pada masa kini, masalahnya bukan murni masalah hukum Taurat. Anda tidak akan menemukan hukum Taurat murni dalam gereja-gereja Kristen. Yang akan Anda temukan di banyak tempat pada masa kini adalah campuran antara kasih karunia dengan hukum Taurat. Anda akan mendengar ajaran yang mencampuradukkan perjanjian lama dengan perjanjian baru. Anda akan mendengar hal-hal seperti ini. "Ya, Anda diselamatkan oleh kasih karunia, tetapi setelah Anda diselamatkan, Anda sebaiknya tidak meremehkannya. Anda harus mulai menjalani kehidupan yang kudus dengan menaati Sepuluh Perintah Tuhan." Inilah yang disebut campuran—Anda mengambil sedikit kasih karunia dan sedikit hukum Taurat. Banyak orang percaya bahwa ini menyeimbangkan hukum Taurat dan kasih karunia-tidak masalah. Namun, Tuhan telah memperlihatkan kepada saya apa yang disebut manusia keseimbangan, Tuhan menyebutnya pencampuradukan.

Sahabat, Anda tidak dapat mengimbangi hukum Taurat dan kasih karunia. Pembenaran Anda adalah sepenuhnya karya kasih karunia-Nya atau jasa perbuatan-perbuatan Anda sendiri. Kasih karunia-Nya akan ditiadakan saat Anda menambahkan bahkan campuran kecil dari upaya-upaya manusia sendiri untuk dibenarkan. Ini masalah serius. Tuhan membenci campuran.

Sementara banyak orang setuju bahwa mereka diselamatkan oleh kasih karunia, tetapi mereka masih menundukkan diri di bawah hukum Taurat. Mereka bergantung pada "melakukan hukum Taurat" atau ketaatan mereka pada hukum Taurat untuk mengupayakan, berjasa, dan layak menerima berkat-berkat Tuhan. Jika mereka mengira bahwa mereka telah melakukan perbuatan baik, mereka mengharapkan untuk diberkati. Namun, jika mereka jatuh dan gagal, mereka menumpukkan rasa bersalah dan penghakiman, serta menantikan hukuman.

Kasih karunia adalah kemurahan Tuhan yang tidak layak diterima, tidak didapatkan karena jasa, dan tidak diupayakan—saat Anda berusaha untuk melakukan kebaikan untuk mendapatkan kemurahan cuma-cuma Tuhan, kasih karunia-Nya ditiadakan.


Dalam Perjanjian Baru, Tuhan tidak ingin kita diberkati jika kita mematuhi hukum Taurat dan dikutuk jika kita gagal. Bukankah sistem seperti itu kedengarannya sama benar menurut Perjanjian Lama? Kasih karunia adalah kemurahan Tuhan yang tidak layak diterima, bukan karena jasa kita, dan tidak diupayakan—begitu Anda mencoba berjasa untuk memperoleh kemurahan cuma-cuma Tuhan, kasih karunia-Nya ditiadakan.

Dalam Perjanjian Baru, Tuhan ingin kita diberkati karena Anak-Nya dan apa yang dilakukan-Nya di kayu salib. Itu tidak berhubungan dengan keberhasilan atau kemampuan kita untuk mematuhi hukum Taurat. Orang-orang, yang berusaha dibenarkan dengan mematuhi hukum Taurat, masih memiliki mentalitas Perjanjian Lama bahkan jika mereka mengaku bahwa mereka berada di bawah Perjanjian Baru. Mereka kembali pada sistem lama yang didasarkan pada perbuatan-perbuatan baik dan kepatuhan daripada mempercayai sistem baru yang didasarkan pada iman dan kepercayaan. Jika ada campuran antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, antara perjanjian lama hukum Taurat dengan Perjanjian Baru kasih karunia. Anda kehilangan keduanya dan manfaat keduanya ditiadakan. Bagaimanakah kita mengetahui ini? Apakah dasar firman. Tuhan untuk ini? Marilah kita lihat apa yang dikatakan Yesus.

Markus 2:22

"Demikian juga tidak seorang pun mengisikan anggur yang baru. ke dalam kantung kulit yang tua, karena jika demikian anggur itu akan mengoyakkan kantung itu, sehingga anggur itu dan kantungnya dua-duanya terbuang. Tetapi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantung yang baru pula." 

Apakah yang Yesus maksudkan ketika Ia sedang berbicara tentang anggur baru dan kantung kulit tua? Ia sedang berbicara tentang campuran kedua perjanjian itu. Anggur baru melambangkan Perjanjian Baru kasih karunia, sementara kantung kulit tua melambangkan Perjanjian Lama hukum Taurat. Pernahkah Anda melihat kantung kulit anggur tua sebelumnya? Kantung kulit tua rapuh, keras, dan kaku. Itulah hukum Taurat. Hukum Taurat kaku. Dan jika Anda menuangkan anggur baru kasih karunia ke dalam kantung kulit tua hukum Taurat, Anda akan kehilangan keduanya karena kantung kulit itu akan rusak dan anggur barunya akan tumpah. Kebajikan, baik dari Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru akan dibatalkan dan hilang. 

Saya tidak dapat memahami mengapa banyak orang percaya masih berusaha menyeimbangkan hukum Taurat dan kasih karunia Tuhan. Jika Anda setuju dengan hukum Taurat, patuhilah hukum Taurat itu sepenuhnya. Jika Anda setuju dengan kasih karunia, patuhilah kasih karunia sepenuhnya. Anda tidak mungkin menyeimbangkan keduanya! Itulah sebabnya mengapa Yesus juga berkata.

Wahyu 3:15-16

Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.

Selama bertahun-tahun, saya telah mendengar para pengkhotbah memberitakan dalam Wahyu 3:15-16, bahwa Yesus sedang berbicara kepada orang-orang yang tidak "panas sekali terhadap Yesus". Pernahkah Anda mendengar ungkapan ini sebelumnya? Dan apakah yang dimaksud dengan ungkapan "panas sekali terhadap Yesus". Berdasarkan tradisi, kita telah diajarkan bahwa ungkapan itu berarti bahwa Anda membaca 10 pasal dalam Alkitab setiap hari, bersaksi kepada rekan-rekan Anda, dan menghadiri setiap persekutuan doa yang dapat Anda temukan! Menjadi dingin berarti lawan dari itu—Anda berhenti melakukan hal-hal ini sepenuhnya. 

Ayat ini telah selalu dikhotbahkan seolah-olah ayat tersebut berhubungan dengan tindakan-tindakan dan perilaku kita. Tetapi, Yesus berkata bahwa Ia lebih suka jika kita panas atau dingin bukan suam-suam kuku. Tidak masuk akal jika Ia sedang berbicara tentang tindakan-tindakan dan perilaku, karena bukankah bersikap suam-suam kuku terhadap Yesus lebih baik daripada dingin? Lalu, mengapa Ia ingin gereja di Lodikia menjadi dingin (jika mereka tidak panas?) Ayolah! Saya selalu memberi tahukan gereja saya ini: Jika Anda datang pada hari Minggu jangan lupa membawa otak Anda! Jangan telan begitu saja apa yang Anda dengar. Anda harus menguji pesan itu dan memastikan bahwa itu sesuai dengan Injil Yesus Kristus. Injil secara sederhana berarti "Kabar Baik". Jadi, jika apa yang sedang Anda dengarkan bukan kabar baik, melainkan memberikan ketakutan, keragu-raguan, hukuman dan penghakiman dalam hati Anda, buanglah itu, sahabatku, karena itu bukan Injil Yesus.

Jadilah Panas atau Dingin, Jangan Suam-suam Kuku

Nah, sekarang apakah Anda benar-benar ingin mengetahui apa yang dimaksudkan Wahyu 3:15-16? Kedua ayat tersebut baru masuk akal jika ditafsirkan dalam arti pencampuran perjanjian hukum Taurat dengan kasih karunia dalam gereja Laodikia. Tuhan sedang mengatakan bahwa Ia ingin gereja di Laodikia menjadi dingin sepenuhnya berada di bawah hukum Taurat, atau panas-sepenuhnya berada di bawah kasih karunia. Anda lihat, jika Anda paling sedikit sepenuhnya berada di bawah hukum Taurat, itu akan menuntun Anda kepada keputusasaan dan akhirnya ke dalam pelukan Yesus yang menyelamatkan Anda. Hukum Taurat akan menyingkapkan kepada Anda keadaan Anda yang penuh dosa dan ketidakmampuan Anda untuk mematuhi seluruh hukum Taurat, dan ini akan menyebabkan Anda melihat kebutuhan Anda akan kasih karunia-Nya.

Namun, jika Anda berpegang pada pencampuran, di mana Anda percaya pada kasih karunia, tetapi masih berpegang pada hukum Taurat, Anda menetralisasi kuasa hukum Taurat yang menghukum untuk membawa Anda kepada keputusasaan supaya Anda mau berseru meminta kasih karunia Juruselamat. Itulah sebabnya mengapa Anda tidak dapat panas atau dingin pada saat yang sama, atau berpegang baik pada hukum Taurat maupun pada kasih karunia pada saat yang sama. Begitu Anda berupaya menyeimbangkan kasih karunia dengan hukum Taurat, Anda menetralisasi keduanya dan masing-masing perjanjian dirampas pengaruh penuhnya dalam kehidupan Anda. Anda menjadi suam-suam kuku karena pencampuran itu dan Tuhan membenci pencampuran karena itu merampas kuasa Anda untuk berkuasa dalam hidup Anda melalui kelimpahan kasih karunia-Nya! Anda tidak dapat menuangkan anggur baru ke dalam kantung kulit tua. Anda akan kehilangan keduanya!

Mencoba menyeimbangkan kasih karunia dengan hukum Taurat akan merampas kuasa Anda untuk berkuasa dalam hidup melalui kasih karunia-Nya.


Inilah tepatnya yang sedang dikatakan Paulus kepada jemaat Galatia saat ia menjelaskan kepada mereka maksud dari hukum Taurat:

Galatia 3:24-25

Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman. Sekarang iman itu telah datang, karena itu kita tidak lagi berada di bawah pengawasan penuntun.

Hukum Taurat adalah "penuntun" kita, atau menurut Alkitab versi King James, "kepala sekolah" kita, yang membawa kita ke batas kemampuan kita dan kepada Kristus. Hukum Taurat adalah standar yang tidak mungkin dipatuhi manusia. Orang-orang Farisi menurunkan hukum Taurat ke tingkat di mana mereka dapat mematuhinya. Mereka benar-benar menganggap bahwa perbuatan, pembacaan firman Tuhan dan doa-doa mereka yang keras, dapat membenarkan mereka. Tetapi, saat Yesus memasuki pemandangan itu kata-kata-Nya yang paling keras—Ia menyebut mereka " keturunan ular beludak"(
Matius 12:34, 23:33)—disediakan untuk para legalis ini. Ia membawa hukum Taurat kembali ke standar aslinya. Menurut Yesus, begitu Anda berfantasi tentang seorang wanita, Anda berzina. Begitu Anda marah kepada seorang saudara tanpa alasan, Anda membunuh.

"Pendeta Prince, ini standar yang tidak mungkin dijangkau manusia kita semua akan gagal!"

Tepat sekali! Akhirnya Anda memahaminya. Yesus menunjukkan kepada kita standar hukum Taurat dan kekudusan yang sejati. Manusia tidak mungkin mematuhi hukum Taurat-Nya! Jika Anda tidak setuju dengan kasih karunia, pastikanlah bahwa Anda sepenuhnya "dingin" sepenuhnya berada di bawah hukum Taurat. Jangan campuradukkan hukum Taurat dengan kasih karunia. Saat Anda menempatkan diri Anda sendiri sepenuhnya di bawah hukum Taurat, Anda akan menemukan bahwa hukum Taurat akan menjadi penuntun Anda dan membawa Anda ke batas kemampuan Anda sendiri. Saat Anda akhirnya mengakui bahwa Anda tidak dapat menyelamatkan diri Anda sendiri, Anda akan berpaling kepada Sang Juruselamat dan kasih karunia-Nya akan memenuhi hati Anda. Anda lihat, saat Anda mengira bahwa Anda mampu, tangan-Nya terikat dan Ia tidak dapat menolong Anda. Namun, begitu Anda tahu bahwa Anda tidak mampu, itulah saatnya IA DAPAT MELAKUKAN NYA! Paham?

Dapatkah Anda Menyelamatkan Diri Anda Sendiri?

Sebelum penjaga pantai berupaya menyelamatkan orang yang sedang tenggelam, ia akan menunggu sampai orang itu berhenti berupaya menyelamatkan dirinya sendiri. Jika orang itu masih bergumul, tangannya memukul dan kakinya menendang ke sana ke mari, penjaga pantai yang terlatih dengan baik tidak akan langsung mendekatinya, karena ia tahu bahwa ia akan ditarik ke bawah dan mereka berdua akan tenggelam. Jadi, meskipun penjaga pantai itu ingin menyelamatkan orang yang sedang tenggelam tersebut, ia tidak dapat menolongnya sampai orang tersebut habis kekuatannya dan berhenti berusaha menyelamatkan dirinya sendiri. Baru saat itu, penjaga pantai tersebut segera mencengkeramnya dan membawanya ke tempat aman.

Demikian juga, saat Anda mengira bahwa Anda masih dapat menyelamatkan diri Anda sendiri, kasih karunia Tuhan tidak dapat mengalir. Jika Anda mencampuradukkan hukum Taurat dengan kasih karunia, keduanya akan "tenggelam" dan Anda akan kehilangan KEDUANYA. Dengan kata lain, orang "yang sedang tenggelam" itu harus mengetahui bahwa ia sedang tenggelam dan ia tidak dapat menolong dirinya sendiri. (Nah, bukankah itu pewahyuan yang mendalam!) Baru saat orang itu menghentikan upaya-upayanya, kasih karunia dapat datang dan menyelamatkannya. Yesus tidak mempunyai pengaruh pada orang-orang Farisi, tepatnya karena mereka beranggapan bahwa mereka mampu mencukupi kebutuhan mereka sendiri dalam kepatuhan pada hukum Taurat dan tidak melihat kebutuhan mereka akan seorang Juruselamat. Mereka tidak mendapat pewahyuan bahwa mereka sedang tenggelam!

Di Luar Kasih Karunia

Paulus memberitahukan jemaat di Galatia, "Kamu lepas dari Kristus. jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat, kamu hidup di luar kasih karunia."(Galatia 5:4, KJV) Inilah definisi sejati dari "di luar kasih karunia". Pada masa kini, jika seseorang jatuh ke dalam dosa, para pendeta akan berkata bahwa orang itu telah hidup "di luar kasih karunia". Tetapi, Paulus tidak pernah memberitahukan jemaat di Korintus bahwa mereka telah hidup "di luar kasih karunia" meskipun banyak dosa mereka. Berada di luar kasih karunia adalah berada di dalam hukum Taurat. Perhatikanlah bahwa kasih karunia adalah dataran tinggi. Saat Anda berada di bawah hukum Taurat, Anda telah jatuh dari dataran tinggi kasih karunia. Dalam tabut perjanjian, tutup pendamaian terletak di atas Sepuluh Perintah Tuhan. Anda jatuh dari kasih karunia saat Anda kembali kepada hukum Taurat.

Hukum Taurat paling mementingkan upaya-upaya manusia, sementara kasih karunia memberikan seluruh kemuliaan kepada Tuhan. Itulah sebabnya mengapa Paulus memberitahukan jemaat di Galatia bahwa Injil bukan Injil menyenangkan manusia."(
Galatia 1:10) Pada dasarnya ia sedang mengatakan, "Jika aku ingin menyenangkan manusia, aku pasti akan memberitakan hukum Taurat." Orang-orang agamawi bereaksi saat mereka mendengar bahwa mereka tidak dapat lagi menyombongkan upaya-upaya mereka sendiri untuk mematuhi hukum Taurat. Satu-satunya orang yang dapat menghargai kasih karunia adalah orang-orang yang sudah sampai ke batas kemampuan mereka sendiri. Mereka telah berusaha berkali kali sampai akhirnya mereka menyerah dan mengakui bahwa mereka tidak dapat mematuhi standar hukum Taurat yang mustahil dipatuhi. Saat itulah mereka siap menerima kemurahan Tuhan yang tidak layak diterima kasih karunia-Nya menyelamatkan manusia.

Kita semua menentang dosa, tetapi kasih karunia adalah kuasa untuk keluar dari dosa.


Sahabatku, kita semua menentang dosa, tetapi kasih karunia adalah kuasa untuk keluar dari dosa. Semakin Anda terlibat dengan hukum Taurat, semakin kuat hukum Taurat akan menggugah dosa dalam diri Anda. Hukum Taurat dirancang untuk menyingkapkan dosa. Memang menyedihkan melihat banyak pendeta menolak untuk menerima Injil kasih karunia sampai mereka sendiri terjerat dalam dosa. Baru saat mereka menyadari diri mereka sendiri terperangkap dalam dosa, mereka menyadari bahwa hanya kasih karunialah yang dapat memberikan kepada mereka kuasa sejati atas dosa. Inilah yang Paulus tegaskan saat ia berkata, "Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia."(
Roma 6:14)

Kabar baiknya adalah, Anda dapat menerima kasih karunia Tuhan kita HARI INI dan mempunyai kemenangan atas dosa hari ini!

Perjalanan Saya ke Arah Pemahaman Kasih Karunia

Omong-omong, jika Anda sedang bertanya-tanya, saya tidak diperkenalkan pada Injil kasih karunia karena dosa moral apa pun.


Tuhan mewahyukan kasih karunia-Nya kepada saya setelah saya melalui pergumulan-pergumulan melawan semua ajaran salah yang telah saya terima saat saya masih muda. Saya mendengar begitu banyak ajaran legalistis sehingga saya benar-benar percaya bahwa saya telah kehilangan keselamatan saya. Saya percaya bahwa saya telah melakukan dosa yang tidak dapat diampuni karena: menghujat Roh Kudus. Saya menelusuri jalan-jalan sambil menginjili orang sementara masih berpikir bahwa saya telah kehilangan keselamatan saya. Saya melakukan ini karena saya telah mengharapkan bahwa suatu hari nanti, orang-orang yang telah saya injili akan masuk ke surga dan Tuhan akan bertanya kepada mereka, "Bagaimana kamu diselamatkan?" dan mereka akan berkata, "Karena seorang bernama Joseph Prince." Maka, Tuhan akan menyadari bahwa saya sedang berada di neraka dan Ia mengingat saya. Saya benar-benar mempercayai itu!

Saya berusaha dengan segenap kemampuan saya, dengan segenap kekuatan saya, dan dengan semangat saya untuk mematuhi hukum Taurat. Saya mengakui semua dosa saya hampir setiap menit saya bangun sampai kepala saya hampir pecah rasanya. Baru saat saya sampai ke batas kemampuan saya, saya melihat kebutuhan saya akan Juruselamat saya yang terkasih Yesus Kristus, dan Dialah yang membuka mata saya akan Perjanjian Baru kasih karunia. Yah, itulah perjalanan saya ke arah menemukan Injil kasih karunia. Jadi, sahabatku, saya tahu berada di bawah hukum Taurat. Saya mempunyai pengalaman langsung apa artinya tentang kemustahilan mematuhi hukum Taurat dan itu telah menuntun saya kepada Kristus, tepat seperti yang Paulus katakan akan terjadi.

Inilah Saatnya untuk Meninggalkan Babilonia

Saudaraku yang terkasih, mencampuradukkan hukum Taurat dan kasih karunia memang berbahaya. Ini akan menyebabkan Anda mengira bahwa Tuhan kadang-kadang senang kepada Anda tetapi kadang-kadang marah kepada Anda. Kebingungan ini membuat Anda percaya Tuhan bahwa yang sama yang dapat menyembuhkan diri Anda hari ini, mungkin juga menghukum Anda dengan penyakit keesokan harinya. Pencampuran menuntun kepada kebingungan dan Tuhan bukan pencipta kebingungan. Namun, puji Tuhan, Revolusi Injil sedang membebaskan umat Tuhan di seluruh dunia.

Saya melihat tubuh Kristus keluar dari Babilonia. Kata "Babel" (Babylon) berarti "kebingungan karena pencampuran", dan saya melihat gereja keluar dari belenggu pencampuran dan kebingungan Haleluya! Gereja telah berada di Babilonia terlalu lama, tetapi sekarang gereja sedang keluar.

Sahabatku, inilah saatnya bagi Anda untuk keluar dari pencampuran dan kebingungan. Pilihlah: perjanjian kasih karunia atau perjanjian hukum Taurat. Entah Anda menikmati berkat-berkat Tuhan melalui kasih karunia-Nya yang tidak layak diterima, tidak diupayakan dan bukan karena jasa Anda atau Anda percaya pada upaya-upaya dan tingkah laku Anda sendiri untuk layak mengupayakan dan berjasa sehingga menerima kemurahan Tuhan. Anda tidak dapat berpegang pada keduanya. Saya berdoa supaya Anda akan memilih yang pertama. Keluarlah dari Babilonia dan nikmatilah kasih karunia-Nya yang berkelimpahan hari ini!





Comments

Popular posts from this blog

"antikristus"