Gambaran Kasih Karunia yang Murni
KE DAFTAR ISI DESTINED TO REIGN
Gambaran Kasih Karunia yang Murni
Kasih Karunia Sejati dari Mesir Ke Sinai
Pergantian Perjanjian di Gunung Sinai
Kita Tidak Lagi Berada di Bawah Perjanjian Lama
Kasih Karunia Telah Menyelesaikan Apa yang Tidak Dapat Diselesaikan Hukum Taurat
Injil Sejati Selalu Menghasilkan Damai Sejahtera dalam Hati Anda
Gambaran Kasih Karunia yang Murni
Saat putri saya, Jessica, berusia sekitar lima tahun, saya bertanya
kepadanya, "Apa yang ada dalam Alkitab?" Ia menjawab, "Itu adalah buku
yang semua isinya adalah tentang Yesus, dengan benang merah di dalamnya." Oh, saya sangat menyukai jawabannya! Bukankah sangat mengagumkan
melihat segala sesuatu dari perspektif seorang anak? Ia tidak
menggambarkan Alkitab dalam istilah-istilah keagamaan yang kita, orang
dewasa, sukai. Ia hanya memandang Alkitab dalam bentuknya yang paling
sederhana dan murni—sebuah buku yang semua isinya adalah tentang
Yesus dengan benang merah di dalamnya! Tentu saja, saya harus
menjelaskan kepadanya bahwa benang merah itu hanyalah penanda buku.
Namun, tahukah Anda? Memang ada "benang merah" yang menghubungkan
seluruh buku ini, dari permulaan dalam Kitab Kejadian sampai akhir
dalam Kitab Wahyu? Semuanya itu adalah tentang Yesus
dan karya-Nya yang sempurna di kayu salib.
Saat orang-orang percaya baru membaca Perjanjian Lama untuk pertama
kali, mereka mungkin bertanya-tanya apa arti semua penyembelihan
hewan, kurban persembahan, dan pemercikan darah itu. Yah, saat Anda
memahami bahwa tanpa pencurahan darah tidak ada pengampunan dosa, Anda
akan mulai menghargai nilai darah, terutama darah Yesus yang tercurah
untuk menebus dosa-dosa kita.
Alkitab mengatakan bahwa setelah Adam dan Hawa berdosa karena memakan
buah dari pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat, Tuhan "membuat
pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk istrinya itu, lalu
mengenakannya kepada mereka."(Kejadian 3:21) Pertama kali seekor hewan dikurbankan untuk menutupi dosa-dosa manusia terjadi tepat di
sana dalam Taman Eden. Semua kurban hewan dalam Perjanjian Lama adalah
gambaran dari Yesus Kristus, yang merupakan substansinya. Darah lembu
dan kambing di bawah Perjanjian Lama semuanya substansi kepada
substansi Kristus, yang darah-Nya tercurah di kayu salib Kalvari.
Sebagaimana yang dikatakan Yohanes Pembaptis, Yesus adalah "Anak Domba
Bapa yang menghapus dosa dunia."(Yohanes 1:29 ) Dalam Kitab Wahyu, Yohanes mendengar
suara yang berkata, "Lihat, singa dari suku Yehuda," tetapi saat ia
berpaling untuk melihat Singa itu, yang ia lihat hanyalah "Anak Domba
seperti telah disembelih."(Wahyu 5:5-6) Segala sesuatu dalam Alkitab dari Kejadian
sampai Wahyu menunjuk pada kematian Yesus di kayu salib. Karena
pengurbanan-Nyalah, kita berada di bawah Perjanjian Baru kasih karunia
hari ini.
Segala sesuatu dalam Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu menunjuk pada kematian Yesus di kayu salib.
Kasih Karunia Sejati dari Mesir Ke Sinai
Beberapa tahun yang lalu, Tuhan menunjukkan kepada saya sesuatu yang mengantarkan saya ke dalam Revolusi Injil. Saya sedang duduk di ruang keluarga saya, membaca dan merenungkan firman Tuhan, saat Ia berbicara kepada saya, "Nak, pelajarilah perjalanan bangsa Israel dari Mesir ke Gunung Sinai karena inilah gambaran kasih karunia yang murni. Tidak seorang pun yang mati dalam perjalanan itu meskipun mereka menggerutu dan mengeluh."
Saya belum pernah mendengar orang mengkhotbahkannya atau membacanya dalam buku. Jadi, dengan bersemangat, saya membuka bagian firman Tuhan itu, sambil berusaha mencari seseorang yang telah mati supaya saya dapat membuktikan bahwa Tuhan salah! Pernahkah Anda mengalami itu sebelumnya, berusaha membuktikan bahwa Tuhan salah? Yah, Anda tidak akan pernah berhasil, dan memang, saya tidak dapat menemukan seorang pun Israel yang mati meskipun mereka menggerutu dan mengeluh.
Meskipun Tuhan telah menyelamatkan bangsa Israel dari para mandor budak Mesir mereka melalui tanda-tanda ajaib dan mukjizat-mukjizat yang luar biasa, bangsa Israel gagal menghormati Tuhan, serta mengeluh dan menggerutu berkali-kali. Saat pasukan Mesir menyerbu mereka dari belakang, dan di depan mereka ada Laut Merah, bangsa Israel berteriak kepada Musa dengan mengatakan, "Apakah karena tak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami ke luar dari Mesir untuk mati di padang gurun ini?" (Keluaran 14:11)
Itu adalah keluhan kepada Tuhan, menggerutu dan mengeluh adalah dosa. Tetapi bagaimanakah tanggapan Tuhan? Ia membelah Laut Merah dan mereka berjalan di tanah yang kering, mereka selamat dari musuh-musuh mereka. Bahkan sesudah Tuhan membawa mereka dengan aman ke seberang Laut Merah, gerutuan itu berlanjut. Di Mara, mereka mengeluh tentang air yang pahit. Apakah tanggapan Tuhan? Ia mengubah air pahit menjadi air manis.(Keluaran 15:23-25 ) Di padang gurun, mereka berteriak melawan Musa saat mereka lapar. Apakah tanggapan Tuhan? Ia menurunkan hujan roti dari surga.(Keluaran 16:2-4) Namun, bangsa Israel masih mengeluh. Saat tidak ada air lagi, mereka berteriak melawan Musa, "Mengapa pula engkau memimpin kami ke luar dari Mesir, untuk membunuh kami, anak-anak kami, dan ternak kami dengan kehausan?"( Keluaran 17:3) Apakah tanggapan Tuhan? Ia mengeluarkan air dari gunung batu.
Pelajarilah Alkitab sendiri. Anda akan menemukan bahwa setiap kali bangsa Israel menggerutu dan mengeluh; itu hanya menimbulkan demonstrasi baru kemurahan, persediaan dan kebaikan Tuhan. Mengapa? Karena selama itu berkat-berkat dan persediaan yang mereka terima tidak tergantung pada kepatuhan atau kebaikan mereka. Mereka bergantung pada kebaikan dan kesetiaan Tuhan pada perjanjian-Nya dengan Abraham, yang merupakan perjanjian kasih karunia.
Pergantian Perjanjian di Gunung Sinai
Sementara itu, Tuhan menyertai mereka dan berperang untuk mereka. Ia membelah Laut Merah, menurunkan hujan dari surga, dan mengeluarkan air dari batu karang, meskipun mereka terus menggerutu dan mengeluh. Namun, begitu mereka mengeluarkan pernyataan yang sombong itu, Tuhan harus mengubah nada-Nya. Ia memberitahukan Musa untuk memerintahkan bangsa itu untuk tidak mendekati gunung itu karena "siapa pun yang kena kepada gunung batu itu, pastilah ia dihukum mati."(Keluaran 19:12 )
Menurut Anda mengapa Tuhan mengubah sikap-Nya di sini? Itu karena manusia mengandalkan kekuatannya sendiri dan membuat perjanjian berdasarkan ketaatannya. Inilah yang kita sebut kebenaran diri sendiri. Karena bangsa itu ingin dihakimi berdasarkan perbuatan mereka, tepat dalam pasal berikutnya, Tuhan memberikan Sepuluh Perintah Tuhan kepada mereka. Sejak saat itulah, karena mereka membual bahwa mereka dapat melakukan semua perintah Tuhan, Tuhan harus menilai mereka berdasarkan hukum-hukum-Nya. Ia akan memberkati mereka, jika mereka mematuhi perintah-perintah-Nya, tetapi, mereka akan dikutuk jika mereka gagal melakukannya. Yang bangsa itu tidak pahami adalah bahwa mereka harus mematuhi Sepuluh Perintah Tuhan itu secara sempurna, karena jika mereka gagal dalam satu dari Sepuluh Perintah Tuhan, mereka akan bersalah pada semuanya.(Yakobus 2:10) Anda lihat hukum Taurat adalah suatu gabungan keutuhan, dan Tuhan tidak menilai berdasarkan "kurva".
Sekarang, marilah kita melihat apa yang terjadi saat bangsa Israel menempatkan diri mereka sendiri di bawah hukum Taurat. Setelah mereka membual bahwa mereka dapat memenuhi semua yang Tuhan tuntut dari mereka, perbuatan daging segera dimanifestasikan. Mereka melanggar perintah pertama (Keluaran 20:3) dengan membuat lembu dari emas dan menyembahnya sebagai tuhan mereka.(Keluaran 32:1-8) Bukankah itu menyedihkan? Jadi, berhati-hatilah saat Anda membual untuk menaati atau mempertahankan hukum Taurat karena perbuatan kedagingan akan segera terwujud.
Sejak saat itulah, setiap kali bangsa Israel menggerutu dan mengeluh, banyak di antara mereka yang mati. Perhatikanlah ini: Sebelum Sinai, tidak seorang pun yang mati. Sesudah Sinai, begitu mereka menggerutu, mereka mati. Sebelum Sinai, setiap kegagalan menimbulkan manifestasi baru kemurahan Tuhan. Tetapi, sekarang karena bangsa Israel berada di bawah hukum Taurat, dosa harus dihukum. Berkat-berkat dan persediaan kebutuhan mereka tidak lagi tergantung pada kebaikan, kesetiaan, dan kasih karunia Tuhan. Di Perjanjian Lama hukum Taurat, berkat-berkat mereka tergantung pada kepatuhan sempurna mereka, dan setiap kegagalan atau dosa akan mengakibatkan penghakiman dan hukuman.
Itulah sebabnya mengapa hukum Taurat disebut pelayanan kematian dan penghukuman. Itulah standar yang tidak fleksibel yang harus melayani kematian dan penghukuman bagi bangsa Israel setiap kali mereka jatuh ke dalam dosa. Anda akan beranggapan bahwa setelah 2.000 tahun, orang akan belajar tetapi ada orang-orang percaya pada masa kini yang masih menggunakan paduan suara yang sama seperti bangsa Israel di kaki Gunung Sinai. Mereka membual, "Semua yang telah Tuhan ucapkan, akan kami lakukan."
Kita Tidak Lagi Berada di Bawah Perjanjian Lama
Jika Anda masih berusaha dibenarkan berdasarkan kepatuhan Anda pada hukum Taurat, Anda secara efektif meniadakan apa yang telah Yesus lakukan bagi Anda di salib!
Mengapa ada orang-orang percaya pada masa kini yang hidup seolah-olah salib tidak berarti sama sekali? Alih-alih menikmati perjanjian baru kasih karunia, mereka masih bersusah payah berjuang di bawah Perjanjian Lama dan Sepuluh Perintah. Saya menyatakan kepada Anda bahwa salib Yesus memang membuat suatu perubahan.
Jika Anda masih berusaha untuk hidup di bawah hukum Taurat, berusaha dibenarkan berdasarkan kepatuhan Anda pada hukum Taurat, Anda secara efektif telah meniadakan apa yang Yesus telah lakukan bagi Anda di salib!
Di bawah Perjanjian Lama, Tuhan berkata, "Aku, tidak sekali-kali, membebaskan orang yang bersalah dari hukuman."(Keluaran 34:7 ) Namun, dalam Perjanjian Baru, Tuhan berkata, "Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka."(Ibrani 8:12, 10:17) Dapatkah Anda melihat perbedaannya? Itu adalah Tuhan yang sama yang sedang berbicara, jadi apa yang terjadi? Salib terjadi, sahabatku. Salib membuat perbedaan. Hari ini, Tuhan tidak mengingat dosa-dosa Anda lagi atau menuntutnya kepada Anda karena Ia telah menghukum-Nya dalam tubuh Anak-Nya. Orang-orang percaya menjadi bingung saat mereka tidak menyadari bahwa salib telah membuat suatu perbedaan. Pertimbangkanlah ini: jika kita masih diharuskan mematuhi Sepuluh Perintah Tuhan, seperti anggapan banyak orang, apakah yang dicapai salib Yesus?
Kasih Karunia Telah Menyelesaikan Apa yang Tidak Dapat Diselesaikan Hukum Taurat
Tidak, tentu saja tidak! Tidak ada yang salah dengan hukum Taurat itu sendiri. Seperti yang Rasul Paulus katakan, "Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah hukum Taurat itu dosa? Sekali-kali tidak! Sebaliknya, justru oleh hukum Taurat aku telah mengenal dosa. Karena aku juga tidak tahu apa itu keinginan, kalau hukum Taurat tidak mengatakan: "Jangan mengingini!"(Roma 7:7) Saya setuju sepenuhnya dengan kata-kata Paulus itu. Melalui hukum Tauratlah kita mempunyai pengetahuan tentang dosa. Tetapi hanya itulah yang dapat dilakukan hukum Taurat. Hukum Taurat menyingkapkan dosa-dosa Anda. Hukum Taurat tidak dapat menutupi, membersihkan, atau menghapuskan dosa-dosa Anda. Hukum Taurat dirancang untuk memperlihatkan dosa-dosa kita untuk membawa kita pada keputusasaan dan menuntun kita pada ke sadaran bahwa kita tidak dapat menyelamatkan diri kita sendiri dengan upaya-upaya kita sendiri. Hukum Taurat dirancang untuk memperlihatkan kepada kita bahwa kita semua membutuhkan seorang Juruselamat yang dapat membersihkan dan menghapuskan dosa-dosa kita. Itulah tujuan hukum Taurat.
Hukum Taurat menghukum orang-orang yang paling baik di antara kita, tetapi kasih karunia menyelamatkan orang-orang yang paling jahat di antara kita.
Dengan datangnya Perjanjian Baru, Alkitab mengatakan bahwa Tuhan telah tidak memberlakukan Perjanjian Lama lagi.(Ibrani 8:13) Berhentilah berjuang untuk berpegang pada sesuatu yang Alkitab telah nyatakan tidak berlaku lagi! Hukum Taurat menghukum orang-orang yang paling baik di antara kita. Bahkan, Daud dihukum di bawah hukum Taurat dan saya secara pribadi menganggap Daud yang paling baik dari antara mereka yang berada di bawah Perjanjian Lama. Hukum Taurat menghukum orang-orang yang paling baik di antara kita, tetapi kasih karunia menyelamatkan orang-orang yang paling jahat di antara kita. Di bawah hukum Taurat, jika Anda melanggar satu hukum, Anda bersalah pada semuanya. Dengan cara yang sama, di bawah kasih karunia, jika Anda melakukan satu hal benar, dan itu adalah percaya kepada Tuhan Yesus, Anda akan dibenarkan dari semua!(Kisah Para Rasul 13:39)
Injil Sejati Selalu Menghasilkan Damai Sejahtera dalam Hati Anda
Kita tidak membaca Alkitab untuk layak menerima berkat berkat Tuhan. Kita membaca Alkitab untuk mencari tahu tentang berkat-berkat dan warisan kita dalam Kristus.
Begitu ia selesai menceritakan semua itu kepada kami, saya merasa bertanggung jawab untuk menyampaikan kabar baik kepadanya. Jadi, saya menceritakan kepadanya bahwa kami tidak membaca Alkitab karena kami ingin layak menerima berkat-berkat Tuhan. Kita membaca Alkitab untuk mencari tahu tentang berkat-berkat dan warisan kita dalam Kristus. Lihat perbedaannya? Saya memberitahukannya jika saya berhenti membaca Alkitab selama beberapa hari, saya seharusnya tidak merasa bersalah, saya seharusnya merasa "lapar". Tuhan tidak suka persyaratan supaya kita membaca Alkitab, berdoa selama berjam-jam, dan melakukan kewajiban kita. Tidak, sama sekali, tidak! Ia berkenan kepada kita karena kita percaya kepada Yesus, yang menjadikan kita layak.
Alkitab tidak pernah mengatakan bahwa perbuatan kitalah yang melayakkan kita. Alkitab mengatakan, "Mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang. (Kolose 1:12) Bapalah yang melayakkan kita, dan Ia melakukannya dengan mengutus Anak-Nya yang tunggal untuk menyelamatkan kita. Ia telah melayakkan kita untuk ambil bagian dalam kemurahan-Nya, kesembuhan, kemakmuran, kasih, sukacita, damai sejahtera, dan kesejahteraan dalam keluarga-keluarga kita. Semua berkat ini adalah warisan orang-orang kudus yang dibeli oleh darah Yesus Kristus. Kita ambil bagian dalam warisan kita dengan bersyukur kepada Bapa karena mengutus Anak-Nya.
Saya bersaksi kepada wanita ini bahwa ia dapat bangun setiap hari dan berkata, "Bapa, aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau telah melayakkan aku untuk hidup dalam kemenangan, kesehatan, dan kemakmuran." Saya memberitahukannya bahwa ia seharusnya tidak berpikir keras untuk mencari tahu apa yang harus ia LAKUKAN supaya ia layak menerima kebaikan Tuhan. Kebaikan Tuhan sudah menjadi miliknya!
Terlalu banyak pengajaran pada masa kini yang memberitahukan orang-orang percaya apa yang harus mereka lakukan supaya mereka layak untuk ini dan itu. Cara Tuhan adalah bagi kita untuk mengetahui bahwa melalui Yesus, kita sudah layak.
Pada akhir makan malam, saya berkata, "Ujilah apa yang sudah saya saksikan kepada Anda tentang kebaikan Tuhan, kasih karunia-Nya, dan karya Yesus di kayu salib, dan bandingkanlah dengan apa yang telah Anda dengar di gereja Anda. Yang manakah yang menghasilkan damai sejahtera dalam hati Anda?" Ia menjawab, "Walaupun saya mungkin tidak memahami segala sesuatu tentang Yesus karena saya adalah bayi Kristen, saya tahu bahwa semua yang Anda saksikan telah menimbulkan damai sejahtera dan sukacita yang luar bisa dalam hati saya."
Saudaraku yang terkasih, sukacita dan damai sejahtera adalah ciri Kerajaan Tuhan. Tuhan bukan pencipta kebingungan. Ia sedang memanggil umat-Nya keluar dari kebingungan. Tanyailah diri Anda sendiri pertanyaan ini: "Apakah yang menghasilkan damai sejahtera dan sukacita lebih besar dalam hati Anda—mendengar tentang penghukuman dan murka Nya, atau mendengar tentang kebaikan dan kasih karunia-Nya? Apakah yang mendatangkan damai sejahtera dan sukacita yang menetap bahwa Tuhan tidak akan pernah menghukum dan menghakimi Anda lagi atas dosa-dosa Anda karena Yesus telah dihukum dan dihakimi untuk Anda, atau mendengar bahwa Tuhan kadang-kadang senang, kadang-kadang marah kepada Anda tergantung pada perbuatan Anda? Apakah yang menimbulkan pertobatan sejati—ketakutan pada penghukuman atau kebaikan tanpa syarat-Nya?
Jawabannya ditemukan dalam kasih karunia-Nya, bukan dalam perbuatan Anda sendiri.
Comments
Post a Comment